Posts

Future of The Past 01

CHAPTER 1: UTOPIA Anak itu berjalan dengan girang melewati bangunan perkotaan yang masih kental dengan taste tradisional Jawa. Dia menyapa tiap orang yang ia temui dan melewati gang-gang sempit yang dapat ia lacak dari GPS canggihnya. (Bahkan kini dia dapat melihat navigasi terowongan semut dengan itu!) Beberapa spesies hewan aneh ia temui di antara rimbunan pohon ataupun sela-sela rumah. Innatural Creature aka Mutan , itulah sebutan makhluk bernyawa keluaran laboratorium yang kini bebas berkeliaran dan hidup berdampingan dengan manusia. Anak itu tertawa dan sesekali mengusap kepala beberapa di antaranya yang memiliki tubuh pendek seukuran dirinya (Sebagian creature lainnya berukuran lebih besar dari manusia atau gedung bertingkat.) Gadis itu memasuki sebuah kedai yang perancangan arsitekturnya telah bersentuhan dengan teknologi canggih namun tetap mempertahankan langgam tradisionalnya. Sugeng rawuh 1 , sebuah android berbentuk Barong kecil dengan wajah lucu menyambut tiap

2018 Plan

Tahun ini aku ingin mewujudkan beberapa konsep cerita yang pernah kubuat menjadi hal konkret yang bisa dinikmati banyak orang huhu. Aku punya beberapa cerita yang sudah terpikir sejak lama sekali... Ada yang sejak aku di bangku kelas 1 SMA bahkan akhir SMP! Sangat lama bukan? Ingin rasanya untuk menuntaskan hal yang pernah kumulai, terutama cerita-cerita ini. Dulu aku pernah memiliki impian menjadi penulis buku laris. Mungkin sampai sekarang impian itu masih ada walau mungkin meredup. Tapi, mau jadi buku atau tidak, aku tetap ingin menuangkan gagasan dan imajinasiku dalam sebuah tulisan yang dapat bercerita dan memengaruhi hati pembaca. Jika berhasil, ada beberapa judul yang ingin aku adaptasi menjadi komik. Ya, semoga terlaksana dan terkabul. Aamiin. Judul-judul yang ingin aku selesaikan tahun ini adalah: 1. 5 Flowers (2016) Bercerita tentang hubungan kelima sahabat yang ternyata memendam rasa satu sama lain. 2. Childish Drawing (2014) Berkisah tentang sebuah sekolah TK y

Fleur

Blooming Flowers Lima orang sahabat yang telah menjalin pertalian teman untuk waktu yang sangat lama harus dihadapkan pada suatu kenyataan getir. Shen yang telah lama menyimpan perasaannya pada seorang sahabatnya harus berpura-pura setelah menemukan buku catatan Fue yang mengungkap rahasia besarnya. Untuk  menjaga tali persahabatan mereka, Shen dan Fue harus mengabaikan perasaan mereka. Ternyata, dua orang lainnya, Oriz dan Uta, juga memiliki masalah yang sama. Ketika sahabat adalah taruhannya, apa yang akan mereka lakukan dengan perasaan masing-masing? Genre: Slice of life, romance, school life  Rating: 13+ Type: Original, cerita bersambung Next: 1. Fleur : Perkenalan karakter  2. Episode 1

Menulis Fanfic?

Aku mulai bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku pernah menulis fanfic? Sepertinya belum. Maka aku harus mulai melakukannya.

2nd Day

Titititit-tititit-tititit *suara alarm Aoki : “Nggghhh....” *sambil mematikan alarm Aoki : “Aku harap hari ini aku bangun di waktu yang tepat.” Kemudian aku melihat ke arah alarm dan menunjuk pada pukul 5.30. Untunglah aku bangun di waktu yang tepat. Sepertinya ibu sudah mengganti baterainya untukku. Kemudian aku langsung mengambil seragamku dan pergi mandi. Setelah itu aku menyempatkan diriku untuk sarapan dan segera berangkat ke sekolah. Aoki : “Ibu, aku berangkat dulu.” Ibu : “Hati-hati di jalan ya.” Di tengah perjalanan Aoki : “Kemarin adalah hari yang cukup menyenangkan bagiku. Aku harap hari ini pun begitu. Aku ingin menikmati masa-masa SMA ini. Dan aku tidak ingin masa kelamku semasa SMP terulang kembali. “ (bicara dalam hati) Tiba-tiba ada orang yang memanggilku dan menyadarkanku dari lamunanku. Tachi : “Oyy.. Aokii!!” Aoki : “Oh, hey. Tachi.” Tachi : “Hari ini sepertinya kamu bangun di waktu yang tepat.” Aoki : “Ahaha. Begitulah.” Dia adalah Tachi. Teman baikku s

1st Day

Prologue: Dahulu, aku hanyalah anak kecil biasa. Tumbuh di keluarga yang biasa dan memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja. Hidupku saat itu terasa damai, namun aku merasa bahwa kehidupan seperti itu sangatlah membosankan. Hari itu, pada hari ulang tahunku yang ke-13 aku membuat permohonan agar kehidupanku pada tahun ini dan seterusnya tidak pernah membosankan. Setelah itu, aku merasa ada yang berubah dari diriku. Aku dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Sesuatu yang mungkin banyak orang tidak mempercayainya.  Sesuatu yang sebenarnya tidak ingin aku lihat. Hantu. Pada awalnya aku merasa sangat ketakutan akan pengelihatan ini. Aku mengatakan kepada orang tuaku, namun mereka tidak percaya. Mereka berkata padaku mungkin itu hanyalah imajinasiku belaka. Jika itu hanyalah imajinasi belaka, kenapa mereka selalu ada di hadapanku? Padahal aku berusaha untuk tidak memikirkan apapun. Suatu hari ayah dan ibuku membawaku ke psikolog, disana aku mengatakan semuanya kepa

Satu Atap - Misi

Kami berada di suatu rumah yang sama, berteduh di bawah atap yang sama, terpisah oleh tembok yang sama. Namun kurasa perasaan dan anggapan kami satu sama lainnya mungkin tidaklah sama. Anggapanku tentangnya dan anggapannya tentangku. Begitu pula dngan perasaan di hati kami, apakah dia benar-benar membenciku? Apakah hatinya telah memiliki? Pertanyaan itu sesekali muncul dalam benakku saat ini, saat aku masih mendengar lantunan gitarnya yang mematahkan hati. Jika memang benar lantunan itu merupakan ungkapan hatinya sekarang, mengapa aku tidak mencoba untuk ikut menikmatinya? Merasakan harmoni yang senada dengan ritme hatiku saat ini. Hei, bukankah ini bearti kami sedang merasakan hal yang sama? Namun mengapa hal ini begitu memilukan? Apakah karena kedekatamu dengannya? Ataukah karena sikapmu yang acuh tak acuh terhadap keberadaanku, perasaan ini? Ini bukanlah pertama atau keduakalinya aku tak diacuhkan oleh seseoang yang sedang kukagumi. Mungkin inilah rasanya, suatu konseku