Kami berada di suatu rumah yang sama, berteduh di bawah atap yang sama, terpisah oleh tembok yang sama. Namun kurasa perasaan dan anggapan kami satu sama lainnya mungkin tidaklah sama. Anggapanku tentangnya dan anggapannya tentangku. Begitu pula dngan perasaan di hati kami, apakah dia benar-benar membenciku? Apakah hatinya telah memiliki? Pertanyaan itu sesekali muncul dalam benakku saat ini, saat aku masih mendengar lantunan gitarnya yang mematahkan hati. Jika memang benar lantunan itu merupakan ungkapan hatinya sekarang, mengapa aku tidak mencoba untuk ikut menikmatinya? Merasakan harmoni yang senada dengan ritme hatiku saat ini. Hei, bukankah ini bearti kami sedang merasakan hal yang sama? Namun mengapa hal ini begitu memilukan? Apakah karena kedekatamu dengannya? Ataukah karena sikapmu yang acuh tak acuh terhadap keberadaanku, perasaan ini? Ini bukanlah pertama atau keduakalinya aku tak diacuhkan oleh seseoang yang sedang kukagumi. Mungkin inilah rasanya, suatu konseku
Comments
Post a Comment